Bali adalah nama salah satu provinsi di Indonesia dan juga merupakan
nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Selain
terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari
pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida,
Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Serangan.
Pulau Bali adalah salah satu pulau dari 17.000 lebih kepulauan yang
ada di Indonesia. Dengan luas pulau sepanjang 153 km dan selebar 112 km
dan luas pulau 123,98 km2.
Luas pulau ini setengah dari luas provinsi jawa timur dan sekitar 3,2 km dari ketapang bagian timur pulau Jawa.
LETAK GEOGRAFIS PULAU BALI
Secara topologi pulau Bali terbentang pegunungan dari barat pulau
hingga ke timur. Diapit antara pulau Jawa di-bagian barat dan pulau
Lombok bagian timur.
Diantara pegunungan tersebut terdapat sejumlah gunung berapi active dan tidak seperti:
- Gunung Agung tinggi 3.142 meter.
- Gunung Batur tinggi 1.717 meter dari permukaan laut.
- Gunung Abang tinggi 2.276 meter.
- Gunung Batukaru tinggi 2.276 meter.
Dalam Informasi Umum Tentang Bali
ini, pulau para dewata ini dibelah oleh sungai, kanal, dan juga ngarai
yang diselimuti hutan. Lembah dan bukitnya diwarnai oleh hamparan hijau
padi, ujung pantai-pantainya yang indah serta danau-danau yang mengisi
sisa kawah.
Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di tengah pulau kawasan pegunungan yaitu:
- Danau Beratan / Danau Bedugul
- Danau Buyan.
- Danau Tamblingan.
- Dan Danau Batur.
Bali
terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya
ialah Denpasar yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas
penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal
sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya,
khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal
dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.
Di dunia, Bali
terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil
seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali
juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.
Bali yang nan indah menjadikan pulau ini terkenal sebagai daerah
wisata. Danau batur dengan luas 1.607,5 hektar, Danau Beratan 375,6
hektar, Danau Buyan 336 hektar dan Danau Tamblingan 110 hektar.
Sungai-sungai
yang bersumber dari hutan tropis dan danau-danau yang mengalir ke
daerah selatan. Alisan tersebut seperti sungai Unda, Sungai Petanu,
Sungai Ayung, Sungai Pulukan, Sungai loloan dan lain-lain.
PENDUDUK PULAU BALI ASELI
Penghuni
pertama pulau Bali diperkirakan datang pada 3000-2500 SM yang bermigrasi
dari Asia.Peninggalan peralatan batu dari masa tersebut ditemukan di
desa Cekik yang terletak di bagian barat pulau. Zaman prasejarah
kemudian berakhir dengan datangnya ajaran Hindu dan tulisan Bahasa
Sanskerta dari India pada 100 SM.
Keyakinan orang Bali Kuno seperti yang di jelaskan diatas terdapat sembilan sekte Hindu yaitu:
- Sekte Pasupata.
- Sekte Bhairawa.
- Sekte Siwa Shidanta.
- Sekte Waisnawa.
- Sekte Bodha.
- Sekte Brahma.
- Sekte Resi.
- Sekte Sora.
- Sekte Ganapatya.
Setiap
sekte menghormati dewa tertentu sebagai Ketuhanan pribadinya. Keyakinan
orang bali saat ini merupakan fenomena kompleks yang dilandasi berbagai
aspek Hindu, Siwa, Budha dan berpadu dengan tradisi leluhur.
Oleh karena itu penyembahan roh-roh halus, nenek-moyang, dan unsur-unsur alam digabungkan dengan ajaran Hindu itu sendiri.
Dalam beberapa kasus upacara adat dan ritual keagamaan terdapat perbedaan dari satu wilayah dengan wilayah lainnya.
Sebagian besar orang bali hampir 95 % beragama Hindu walaupun yang berbentuk sinkretis hindu bali atau kadang disebut juga
hindu darma.
BUDAYA PULAU BALI
Kebudayaan Bali kemudian mendapat pengaruh kuat kebudayaan India
yang prosesnya semakin cepat setelah abad ke-1 Masehi. Nama Balidwipa
(pulau Bali) mulai ditemukan di berbagai prasasti, di antaranya Prasasti
Blanjong yang dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa pada 913 M dan
menyebutkan kata Walidwipa. Diperkirakan sekitar masa inilah sistem
irigasi subak untuk penanaman padi mulai dikembangkan. Beberapa tradisi
keagamaan dan budaya juga mulai berkembang pada masa itu.
Kerajaan
Majapahit (1293–1500 AD) yang beragama Hindu dan berpusat di pulau Jawa,
pernah mendirikan kerajaan bawahan di Bali sekitar tahun 1343 M. Saat
itu hampir seluruh nusantara beragama Hindu, namun seiring datangnya
Islam berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di nusantara yang antara lain
menyebabkan keruntuhan Majapahit. Banyak bangsawan, pendeta, artis dan
masyarakat Hindu lainnya yang ketika itu menyingkir dari Pulau Jawa ke
Bali.
Orang Eropa yang pertama kali menemukan Bali ialah Cornelis
de Houtman dari Belanda pada 1597, meskipun sebuah kapal Portugis
sebelumnya pernah terdampar dekat tanjung Bukit, Jimbaran, pada 1585.
Belanda lewat VOC pun mulai melaksanakan penjajahannya di tanah Bali,
akan tetapi terus mendapat perlawanan sehingga sampai akhir kekuasaannya
posisi mereka di Bali tidaklah sekokoh posisi mereka di Jawa atau
Maluku. Bermula dari wilayah utara Bali, semenjak 1840-an kehadiran
Belanda telah menjadi permanen yang awalnya dilakukan dengan
mengadu-domba berbagai penguasa Bali yang saling tidak mempercayai satu
sama lain. Belanda melakukan serangan besar lewat laut dan darat
terhadap daerah Sanur dan disusul dengan daerah Denpasar.
Pihak Bali
yang kalah dalam jumlah maupun persenjataan tidak ingin mengalami malu
karena menyerah, sehingga menyebabkan terjadinya perang sampai mati atau
puputan yang melibatkan seluruh rakyat baik pria maupun wanita termasuk
rajanya. Diperkirakan sebanyak 4.000 orang tewas dalam peristiwa
tersebut, meskipun Belanda telah memerintahkan mereka untuk menyerah.
Selanjutnya, para gubernur Belanda yang memerintah hanya sedikit saja
memberikan pengaruhnya di pulau ini, sehingga pengendalian lokal
terhadap agama dan budaya umumnya tidak berubah.
Jepang menduduki
Bali selama Perang Dunia II dan saat itu seorang perwira militer
bernama I Gusti Ngurah Rai membentuk pasukan Bali 'pejuang kemerdekaan'.
Menyusul menyerahnya Jepang di Pasifik pada bulan Agustus 1945, Belanda
segera kembali ke Indonesia (termasuk Bali) untuk menegakkan kembali
pemerintahan kolonialnya layaknya keadaan sebelum perang. Hal ini
ditentang oleh pasukan perlawanan Bali yang saat itu menggunakan senjata
Jepang.
Pada 20 November 1945, pecahlah pertempuran Puputan
Margarana yang terjadi di desa Marga, Kabupaten Tabanan, Bali tengah.
Kolonel I Gusti Ngurah Rai yang berusia 29 tahun, memimpin tentaranya
dari wilayah timur Bali untuk melakukan serangan sampai mati pada
pasukan Belanda yang bersenjata lengkap. Seluruh anggota batalion Bali
tersebut tewas semuanya dan menjadikannya sebagai perlawanan militer
Bali yang terakhir.
Pada tahun 1946 Belanda menjadikan Bali
sebagai salah satu dari 13 wilayah bagian dari Negara Indonesia Timur
yang baru diproklamasikan, yaitu sebagai salah satu negara saingan bagi
Republik Indonesia yang diproklamasikan dan dikepalai oleh Sukarno dan
Hatta. Bali kemudian juga dimasukkan ke dalam Republik Indonesia Serikat
ketika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember 1949.
Tahun 1950, secara resmi Bali meninggalkan perserikatannya dengan
Belanda dan secara hukum menjadi sebuah propinsi dari Republik
Indonesia.
Letusan Gunung Agung yang terjadi pada tahun 1963,
sempat mengguncangkan perekonomian rakyat dan menyebabkan banyak
penduduk Bali bertransmigrasi ke berbagai wilayah lain di Indonesia.
Tahun
1965, seiring dengan gagalnya kudeta oleh G30S terhadap pemerintah
nasional di Jakarta, di Bali dan banyak daerah lainnya terjadilah
penumpasan terhadap anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia. Di
Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang.
Meskipun demikian, kejadian-kejadian pada masa awal Orde Baru tersebut
sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum.
Serangan teroris telah terjadi pada 12 Oktober 2002, berupa serangan
Bom Bali 2002 di kawasan pariwisata Pantai Kuta, menyebabkan sebanyak
202 orang tewas dan 209 orang lainnya cedera. Serangan Bom Bali 2005
juga terjadi tiga tahun kemudian di Kuta dan pantai Jimbaran.
Kejadian-kejadian tersebut mendapat liputan internasional yang luas
karena sebagian besar korbannya adalah wisatawan asing dan menyebabkan
industri pariwisata Bali menghadapi tantangan berat beberapa tahun
terakhir ini.
SEJARAH PULAU BALI PERIODE GELGEL
Karena ketidakcakapan Raden Agra Samprangan menjadi raja, Raden Samprangan digantikan oleh Dalem Ketut Ngulesir.
Oleh
Dalem Ketut Ngulesir, pusat pemerintahan dipindahkan ke Gelgel (dibaca
/gɛl’gɛl/). Pada saat inilah dimulai Periode Gelgel dan Raja Dalem Ketut
Ngulesir merupakan raja pertama.
Raja
yang kedua adalah Dalem Watu Renggong (1460—1550). Dalem Watu Renggong
menaiki singgasana dengan warisan kerajaan yang stabil sehingga ia dapat
mengembangkan kecakapan dan kewibawaannya untuk memakmurkan Kerajaan
Gelgel.
Di
bawah pemerintahan Watu Renggong, Bali (Gelgel) mencapai puncak
kejayaannya. Setelah Dalem Watu Renggong wafat ia digantikan oleh Dalem
Bekung (1550—1580), sedangkan raja terakhir dari zaman Gelgel adalah
Dalem Di Made (1605—1686).
SEJARAH PULAU BALI ZAMAN KERAJAAN KLUNGKUNG
Kerajaan
Klungkung sebenarnya merupakan kelanjutan dari Dinasti Gelgel.
Pemberontakan I Gusti Agung Maruti ternyata telah mengakhiri Periode
Gelgel.
Hal
itu terjadi karena setelah putra Dalem Di Made dewasa dan dapat
mengalahkan I Gusti Agung Maruti, istana Gelgel tidak dipulihkan
kembali.
Gusti
Agung Jambe sebagai putra yang berhak atas takhta kerajaan, ternyata
tidak mau bertakhta di Gelgel, tetapi memilih tempat baru sebagai pusat
pemerintahan, yaitu bekas tempat persembunyiannya di Semarapura.
Dengan
demikian, Dewa Agung Jambe (1710-1775) merupakan raja pertama zaman
Klungkung. Raja kedua adalah Dewa Agung Di Made I, sedangkan raja
Klungkung yang terakhir adalah Dewa Agung Di Made II.
Pada
zaman Klungkung ini wilayah kerajaan terbelah menjadi kerajaan-kerajaan
kecil. Kerajaan-kerajaan kecil ini selanjutnya menjadi swapraja
(berjumlah delapan buah) yang pada zaman kemerdekaan dikenal sebagai
kabupaten.
KERAJAAN – KERAJAAN PECAHAN KLUNGKUNG
- Kerajaan Badung, yang kemudian menjadi Kabupaten Badung.
- Kerajaan Mengwi, yang kemudian menjadi Kecamatan Mengwi.
- Kerajaan Bangli, yang kemudian menjadi Kabupaten Bangli.
- Kerajaan Buleleng, yang kemudian menjadi Kabupaten Buleleng.
- Kerajaan Gianyar, yang kemudian menjadi Kabupaten Gianyar.
- Kerajaan Karangasem, yang kemudian menjadi Kabupaten Karangasem.
- Kerajaan Klungkung, yang kemudian menjadi Kabupaten Klungkung.
- Kerajaan Tabanan, yang kemudian menjadi Kabupaten Tabanan.
- Kerajaan Denpasar,yang kemudian menjadi Kota Madya Denpasar
Demikian seputar informasi
Sejarah Pulau Bali yang mana kebanyakan dari masyarakat tidak mengetahuinya, namun admin Lombok Society mencoba memberikan referensi dari berbagai sumber seperti :
- Wikipedia
- Maritim Tour
- Gotravele